DAFTAR ISI
[ Hide ]
, 19 Okt 2025
228 Views
Bagi kamu yang tertarik atau mendalami bidang teknologi internet, tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan apa itu Web3. Web3 merupakan bagian dari evolusi internet yang sebelumnya bermula dari Web1, yaitu era ketika kita hanya bisa membaca dan mengakses informasi secara pasif.
Kemudian kita bertemu dengan Web2 yang membawa perubahan besar dengan memungkinkan interaksi dua arah, pengguna bisa membuat konten, berkomentar, hingga bertransaksi secara online.
Nah, kini dunia internet kembali berevolusi menuju Web3. Perubahan baru ini memungkinkan kita sebagai pengguna tidak cuma jadi konsumen atau kreator aja, tapi juga punya kendali dan kepemilikan atas data serta aset digital.
Tapi sebetulnya apa sih Web3 itu? Apa manfaatnya untuk kita sebagai pengguna dan apa saja karakteristik serta contohnya dalam kehidupan sehari-hari? Untuk memahaminya, yuk simak ulasan lengkapnya berikut ini!
DAFTAR ISI
[ Hide ]

Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi internet yang berbasis pada teknologi blockchain. Teknologi ini memungkinkan sistem yang lebih terbuka, aman, dan terdesentralisasi. Sehingga pengguna punya kendali penuh atas data dan aset digital mereka.
Berbeda dengan Web2 yang dikuasai oleh platform besar seperti media sosial, Web3 memberi kesempatan bagi siapa pun untuk berpartisipasi dan memiliki bagian dalam ekosistem digital.
Inilah yang membuat Web3 disebut sebagai masa depan internet yang lebih adil, transparan, dan berpihak pada pengguna.
Jika diilustrasikan, bayangkan bahwa dunia internet ini seperti taman hiburan besar. Di taman itu, kamu bisa nikmati berbagai wahana, tapi semua tiket dan data pengunjung dipegang oleh pemilik taman, bukan kamu sendiri.
Nah, Web3 hadir untuk mengubah hal itu. Di era ini, kamu bisa memiliki tiket, data, bahkan wahana digitalmu sendiri tanpa bergantung pada satu pihak tertentu.
Setidaknya ada tiga karakteristik utama dari Web3, diantaranya:
Web3 punya kemampuan untuk menyimpan data pengguna secara terdesentralisasi, bukan lagi dikuasai oleh satu perusahaan besar.
Karena model terbaru ini, data dan keputusan bukan tersimpan di satu server pusat, tapi justru tersebar ke banyak komputer atau node dalam jaringan blockchain.
Karena seluruh data dan transaksi tercatat secara terbuka di jaringan blockchain, maka Web3 juga punya ciri khas yaitu transparansi. Hal ini membuat setiap aktivitas bisa diverifikasi oleh siapapun, sehingga mengurangi resiko diretas, manipulasi data, atau penyalahgunaan data.
Web3 juga punya karakteristik yaitu setiap individu memiliki kontrol penuh atas data dan aset digital yang dimilikinya tanpa harus bergantung ke platform tertentu.
Dalam Web3, data disimpan di jaringan terdesentralisasi, sehingga pengguna bebas mengatur, membagikan, atau memonetisasi datanya sendiri.
Seperti karakteristiknya, Web3 punya beberapa fungsi yang juga jadi kelebihan untuk pengguna di era internet masa kini, diantaranya:
Nah, seluruh fungsi di atas terwujud lewat teknologi seperti blockchain dan smart contract.

Merupakan uang digital yang transparan dan bisa dikirim ke mana aja tanpa perlu perantara seperti bank. Contohnya, Bitcoin, Stablecoin, atau Etherium.
Bahkan dengan uang digital ini, kamu bisa transaksi lintas negara dan lebih murah serta pembayaran di toko online tertentu. Meskipun ini belum sepenuhnya berlaku di Indonesia.
NFT yaitu sertifikat kepemilikan digital yang unik dan tidak bisa digandakan. Contohnya, kamu membeli NFT berupa gambar digital, nah semua orang bisa mengunduh gambar tersebut, tapi cuma kamu yang punya sertifikat aslinya yang tercatat di blockchain.
Selain dalam bentuk gambar digital, NFT juga bisa berupa musik, tiket konser, tiket acara tertentu, serta item dalam game seperti senjata, kostum, atau karakter langka.
Keuangan terdesentralisasi atau DeFi bisa diibaratkan seperti bank tanpa gedung dan tanpa birokrat. Seluruh layanan keuangan berjalan otomatis menggunakan program bernama smart contract di jaringan blockchain, seperti Ethereum atau jaringan lain seperti Solana.
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kamu meminjam atau meminjamkan aset kripto melalui protokol seperti Aave atau Compound tanpa perlu pihak ketiga. Selain itu, ada juga layanan investasi dan staking aset kripto yang memungkinkan pengguna mendapatkan imbal hasil pasif langsung dari jaringan blockchain.
DApps adalah aplikasi berbasis blockchain yang tidak bergantung pada server pusat, sehingga pengguna punya kendali lebih besar atas data dan aktivitasnya.
Contohnya, Lens Protocol yang berfungsi sebagai media sosial anti-sensor di mana kamu benar-benar punya kendali atas konten dan data pribadi.
Ada juga OpenSea, marketplace NFT tempat jual-beli karya digital secara bebas. Selain itu, aplikasi seperti Audius memungkinkan musisi menerima bayaran langsung dari pendengar tanpa perantara pihak lain.
Sistem identitas berbasis blockchain yang memberikan pengguna kendali penuh atas data pribadinya. Contohnya yaitu ENS (Ethereum Name Service) yang memungkinkan kamu memiliki identitas unik di dunia Web3, seperti alamat dompet kripto yang mudah diingat.
Dengan identitas ini, kamu bisa login ke berbagai website, DApps, dan platform Web3 tanpa perlu membuat akun baru lagi. Kamu juga bisa menentukan sendiri data apa yang ingin dibagikan, sehingga privasi tetap terjaga sepenuhnya.
Bukan cuma bermain aja, kamu juga bisa punya aset dalam game ini hingga menghasilkan uang. Contohnya seperti Axie Infinity atau The Sandbox. Nah kamu bisa punya kepemilikan atas karakter yang kamu kumpulkan di game tersebut, juga atas kepemilikan tanah virtual berbentuk NFT.
Selain itu, beberapa game juga memberikan hadiah berupa kripto. Nantinya tiap aset bernilai ini bisa diperjualbelikan lagi di pasar digital, sehingga pemain berpotensi mendapatkan uang nyata dari hasil bermain.
Multiverse berbasis Web3 bisa dibilang seperti dunia virtual versi upgrade, karena semua aktivitasnya berjalan di atas teknologi blockchain. Di sini kamu bukan cuma main atau nongkrong digital aja, tapi juga bisa punya aset virtual sendiri, mulai dari avatar, outfit digital, sampai tanah virtual dalam bentuk NFT.
Contohnya ada Sekuya, Decentraland, dan The Sandbox yang memungkinkan kamu untuk membangun dunia versi sendiri hingga cari penghasilan dari aset digital.

Seperti bahasan di atas, Sekuya jadi salah satu contoh nyata penerapan multiverse berbasis Web3 dalam kehidupan digital masa kini.
Platform ini menghadirkan pengalaman interaktif yang memadukan dunia virtual, komunitas, dan kepemilikan aset digital dalam satu ekosistem yang transparan dan terdesentralisasi.
Sekuya sendiri adalah proyek ekosistem gaming dan hiburan asal Asia Tenggara yang menggabungkan elemen cerita anime, balapan, komunitas, dan teknologi blockchain ke dalam satu jagat multiverse bernama “Novae Terrae”.
Dalam ekosistemnya, Sekuya punya token resmi bernama SKYA yang pakai untuk transaksi, kepemilikan aset digital, hingga berbagai aktivitas komunitas seperti turnamen, NFT, dan kolaborasi IP.
Nah, SKYA ini termasuk salah satu implementasi Web3 karena token tersebut memberi kendali dan kepemilikan langsung kepada pengguna, bukan hanya kepada pengembang atau perusahaan pengelola.
Nah, yang bikin Sekuya makin menarik, mereka nggak cuma fokus di dunia digital aja. Sekuya juga berkolaborasi dengan 3Second untuk menghadirkan item fashion eksklusif yang terinspirasi dari karakter khas Sekuya.
Lewat kolaborasi ini, para penggemar bisa mengekspresikan kecintaannya terhadap dunia Sekuya lewat gaya berpakaian di dunia nyata.
Jadi, bukan cuma bisa “hidup” di metaverse, tapi juga bisa tampil keren di kehidupan sehari-hari dengan sentuhan khas Sekuya x 3Second.
Artikel ini ditulis oleh: 3Second Writer - SM
Bagikan